7 Sikap PBNU atas Karhutla yang Mematikan, Di Medsos Beredar ‘Omong Kosong Presiden’
September 23, 2019
Add Comment
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membuat sikap bertajuk
“Selamatkan Indonesia dari Asap akibat Karhutla yang Mematikan”. Menurut PBNU, hampir setiap tahun terjadi
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia yang dampaknya tidak hanya
dirasakan oleh masyarakat sekitar, namun juga ke negeri jiran.
Berdasarkan data Sipongi (Sistem Informasi Deteksi Dini
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Web) Kebakaran Hutan dan Lahan,
sepanjang Januari-15 September 2019 telah memakan lahan seluas 328 ribu ha di
seluruh Indonesia. Jumlah tersebut mencapai 64% dari luas karhutla sepanjang
tahun lalu.
“Adapun karhutla pada tahun ini, terjadi di Nusa Tenggara
Timur (NTT), Riau, dan juga Kalimantan. Kewajiban untuk memelihara alam serta
lingkungan bukan hanya kewajiban sebagai warga negara, akan tetap hal ini
merupakan bagian dari seruan agama,” demikian pernyataan sikap yang diteken
Ketum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA dan Sekjen PBNU Drs Helmy Faishal
Zaini, Senin (16/9/2019).
Mencermati kondisi tersebut, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
menegaskan:
Kepada pemerintah harus melakukan law enforcement atau
penegakan hukum serta mengusut tuntas akar penyebab serta aktor di balik
kebakaran hutan yang terjadi.
Harus ada langkah-langkah pemadaman dan penanggulangan yang
efektif dan sistematis, termasuk penanggulangan dampak kebakaran yang menyasar
kepada warga dan juga dampak lingkungan dan ekosistem fauna yang ada.
Pemerintah harus segera membangun ruang-ruang aman atau yang
biasa disebut dengan save house dan juga memperbanyak layanan kesehatan di
daerah terdampak asap. Bahkan, jika diperlukan pemerintah juga harus siap
melakukan tindakan evakuasi terhadap warga yang terdampak karhutla jika situasi
mengharuskan tidakan tersebut.
Kepada pihak-pihak terkait, terutama pada perusahaan swasta
yang memiliki lahan di lokasi karhutla harus bertanggungjawab untuk
menanggulangi persoalan ini.
Kepada masyarakat, mari bersama-sama membangun solidaritas
sosial untuk menghadapi bencana ini. Kita harus berkomitmen untuk meyatukan
permahaman bahwa kebakaran hutan yang terjadi adalah bagian dari perusakan
lingkungan dan tidak boleh terjadi lagi di Indonesia.
Dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan, terutama
menjaga udara yang bersih dan sehat, PBNU mengajak masyarakat untuk
bersama-sama menggalakkan penanaman tanaman dan pohon dimulai dari sekitar
rumah, lingkungan sekitar dan menghindari kegiatan yang menyebabkan polusi
udara.
Nahdlatul Ulama telah menurukan tim relawan NU Peduli untuk
secara sistematis membantu menanggulangi kebakaran hutan, terutama dalam
kerja-kerja kemanusiaan, termasuk dalam melaku kan upaya pemadaman dan
pembagian masker. Selanjutnya, NU Peduli juga akan mendirikan pelayanan
kesehatan termasuk safe house di beberapa titik di daerah terdampak Karhutla.
Nahdlatul Ulama juga menginstruksikan kepada Pengurus dana warga NU untuk
melaksanakan sholat istisqo’ memohon pertolongan kepada Allah SWT untuk segera
diturunkan hujan agar kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan segera
berakhir.
Sementara, di media sosial beredar viral, cover Koran Radar
Sampit dengan headline ‘Omong Kosong Presiden’. Sub judulnya juga lumayan
keras: Jangan Menunggu Kami Mati, Tak Ada Lagi Ruang bebas Asap. Di foto Koran
ini juga dipasang gambar Jokowi menggunakan masker yang menutup mata, tidak
menutup hidung. (rls,mky)
0 Response to "7 Sikap PBNU atas Karhutla yang Mematikan, Di Medsos Beredar ‘Omong Kosong Presiden’"
Post a Comment